REVIEW JURNAL
Ahmad Saidi
1602560167
Judul
|
مستويات تعلم وتعليم اللغة العربية عند رشدي أحمد طعيمة
|
Jurnal
|
Jurnal ‘Arabiyat
|
Tahun
|
2014
|
Penulis
|
Azkia Muharom Albantani
|
Halaman
|
10 halaman
|
|
|
Abstrak
|
Abstrak yang disajikan penulis, menggunakan
dua bahasa, bahasa Arab dan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Arab sesuai
dengan jurnalnya sendiri yang berbahasa Arab sedangkan abstrak berbahasa
Indonesia memudahkan pembaca pemula untuk memahami isi pokok dari jurnal
tersebut.
Penulis menyebutkan bahwa penelitiannya ini
bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan analisis teks, sehingga
menggunakan data berupa angka dalam pemaparan data hasil penelitian.
Penulis secara jelas dan gamblang memaparkan
hasil penelitiannya dengan mengemukakan bahwa Rusydi Ahmad Thuaimah
memformulasikan tingkatan dalam belajar mengajar bahasa Arab, baik dari segi
unsur kebahasaan maupun keterampilan berbahasa, bahkan penulis juga
mengemukakan tujuan belajar mengajar bahasa Arab menurut persepsi Rusydi
Ahmad Thuaimah.
Namun, ada satu hal yang perlu menjadi
perhatian penting, karena ditemukan satu kata yang menggunakan kata mudzakkar
yaitu الأربع,
semestinya menggunakan kata muannas, yaitu الأربعة untuk menyesuaikan
kata مهارات
yang juga muannas.
|
Pendahuluan
|
Dalam pendahuluan, penulis mengemukakan
bahwa bahasa ading dipelajari dan diajarkan dalam tingkatan yang
berbeda-beda, untuk tujuan dan maksud yang berbeda-beda, maka dirasa perlu
untuk mengemukakan tingkatan dalam belajar belajar mengajar bahasa Arab
menurut persepsi Rusydi Ahmad Thuaimah.
Selanjutnya penulis mengemukakan sekelumit
sejarah hidup Rusydi Ahmad Thuaimah, dari nama lengkap, riwayat pendidikan,
kiprahnya dalam dunia pendidikan dan dunia ilmiah serta beberapa karyanya
yang mendunia.
Ada beberapa kesalahan yang terjadi dalam
pengetikan karya tulis ini, yaitu peletakan tanda baca berupa koma setelah
spasi, semestinya, koma terlebih dahulu baru spasi. Selain itu, ada beberapa
bahasa Arab yang dirasa janggal dan cenderung mirip susunan bahasa Indonesia.
|
Pembahasan
|
Pada bagian pembahasan, penulis menyajikan
hasil penelitiannya dengan struktur sebagai berikut
1.
Tingkatan Bahasa Arab
2.
Tingkatan Belajar Bahasa Arab
3.
Tingkatan Pengajaran Bahasa Arab
4.
Tingkatan Pembelajaran Kemahiran Berbahasa
5.
Tujuan Pengajaran Bahasa Arab
Pembagian yang penulis lakukan sudah cukup baik, namun dalam hal
teknik penulisan seperti penomoran masih kurang diperhatikan.
Lima poin tersebut di atas, sebagai jawaban dan temuan atas apa
yang ingin diteliti oleh
penulis, sebagaimana penulis kemukakan pada abstrak di
atas, yaitu tingkatan
dalam belajar mengajar bahasa Arab, baik dari segi unsur kebahasaan maupun
keterampilan berbahasa, serta
tujuan belajar mengajar bahasa Arab menurut
persepsi Rusydi Ahmad Thuaimah.
Penulis mengemukakan bahwa Rusydi Ahmad
Thuaimah mengemukakan urutan dan tingkatan belajar mengajar bahasa Arab yang
benar adalah istima, qiraah, kalam dan kitabah. Pendapat in juga sesuai
dengan pendapat Mahmud Kamil an Naqah tentang tingkatan belajar maharah
lughawiyah, yaitu istima, qiraah, kalam dan kitabah. Menurut Mahmud Kamil an Naqah, istima’ merupakan maharah
kebahasaan yang mesti dilatih oerang yang belajar bahasa Arab sejak awal
belajar mereka bahasa Arab, karena pentingnya penguasaan Istima’ untuk
menguasai bahasa Arab.[1]
Dalam pengembangan kurikulum, prinsip
berkesinambungan sangat lah penting, kurikulum disusun secara
berkesinambungan, bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun
secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki
keterikatan hubungan fungsional yang bermakna, sesuai jenjang pendidikan,
struktur dalam satuan pendidikan dan tingkat perkembangan siswa. [2] Dalam hal ini kurikulum bahasa Arab, disusun
secara berjenjang dan berkesinambungan, harus sesuai dengan tingkatan
pembelajaran bahasa Arab, sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli
pembelajaran bahasa Arab, diantaranya seperti Rusydi Ahmad Thuaimah dan
Mahmud Kamil an Naqah.
|
Kesimpulan
|
Dalam kesimpulan, penulis mengemukakan tiga hal, yaitu:
1.
Rusydi Ahmad Thuaimah memiliki gagasan pemikiran pengajaran bahasa Arab yang
dipengaruhi oleh ahli bahasa Barat, karena beliau memperoleh gelar doctor
dari dunia barat.
2.
Tingkatan dalam belajar mengajar bahasa Arab menurut persepsi Rusydi Ahmad Thuaimah, juga sama dengan bahasa asing lainnya, karena teori yang
digunakannya berasal dari teoeri umum (maksudnya Eropa), bukan dari literatur
yang memang khusus untuk bahasa Arab.
3.
Rusydi Ahmad Thuaimah sering mengemukakan dalam tulisannya tingkatan dalam belajar mengajar bahasa Arab dengan jelas dan terperinci, seperti kitab ta’lim al lughah
‘arabiyah li ghairin naathiqiina biha, kitab ta’lim al lughah ittishaliy,
kitab al maharat al lughawiyah.
Kalau
dalam pembahasan ada paparan tentang tingkatan dalam belajar mengajar bahasa Arab, baik dari
segi unsur kebahasaan maupun keterampilan berbahasa, serta tujuan belajar mengajar bahasa Arab menurut persepsi Rusydi Ahmad
Thuaimah, maka dalam
kesimpulan penulis hanya menggambarkan secara umum kesimpulan-kesimpulannya
yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan penelitian sebagaimana yang
disampaikannya dalam abstrak, penulis hanya mengemukakan seputar tingkatan belajar mengajar bahasa Arab menurut persepsi Rusydi Ahmad Thuaimah yang dikatakannya sama dengan bahasa lainnya karena bersumber
dari bahasa asing, dan bahwa hal itu sering disebut oleh Rusydi Ahmad Thuaimah dalam tiga buku beliau, bahkan menggunakan kata دائما, penggunaan kata tersebut kurang pas,
karena kata tersebut bermakna selamanya dan selalu. Selain itu, dalam
kesimpulan, ditemukakan beberapa kata yang dirasa kurang pas penggunaan, seperti:
الخلاصة كما يلي
yang mungkin lebih baik digunakan adalah
kalimat
الخلاصة التالية
Atau penggunaan kata
kerja fiil mudhari’ يجدyang artinya penulis sedang atau akan
mendapatkan, yang mungkin lebih baik digunakan adalah kalimat وجد
dengan kata kerja
fiil madi
|
Daftar
Pustaka
Mahmud Kamil al Naqah, Ta’lim al Lughah al
Arabiyah lin Nathiqiina bi Lughatin Ukhra, (Mesir, Jamiah Ummul Qura, 1405)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi aksara, 2005)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar