TELAAH KURIKULUM BAHASA ARAB DI MA
Oleh
Ahmad Saidi
A.
Pendahuluan
Nasution mengemukakan bahwa
kurikulum lazimnya merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan
proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staff pengajarnya. Namun, bukan hanya itu, sebagian
ahli juga menyebutkan bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang
direncanakan, melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah
pengawasan sekolah, yang bersifat formal dan tak formal.[1]
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.[2]
Dalam hal ini, semua mata pelajaran, tidak terkecuali Mata Pelajaran Bahasa
Arab harus memenuhi dan menerapkan dua dimensi tersebut.
B.
Pembahasan
Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah
Aliyah dari Segi Tujuan, Isi dan Bahan Pelajaran
1
|
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap
positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami
sumber ajaran Isalam yaitu Al-Qur’an dan al-hadis, serta kitab-kitab berbahasa
Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
Untuk itu, bahasa Arab di Madrasah
Aliyah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup
empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar
(elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara
sebagai landasan berbahasa.
Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate),
keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Pada tingkat pendidikan lanjut (advanced),
dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik
diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah
Aliyah memiliki tujuan sebagai berikut:1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan
berbahasa, yakni menyimak (istima‘), berbicara (kalam), membaca (qira'ah),
dan menulis (kitabah). 2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji
sumber-sumber ajaran Islam.3) Mengembangkan pemahaman tentang saling
keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan
demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan
melibatkan diri dalam keragaman budaya[3]
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah
Aliyah terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk
paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan,
remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan
Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat aspek
kemampuan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.[4]
Tingkatan pembelajaran materi bahasa Arab yang disajikan
di atas, memenuhi asas relevansi, yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkt perkembangan dan kebutuhan siswa.[5]
Siswa dikenalkan dari hal terdekat, baru hal-hal yang sedikit lebih luas dan
memulai pengenalan terhadap dunia luar. Selain itu, keterampilan berbahasa yang
diajarkan dimulai dari istima’ lalu diikuti oelh tiga keterampilan berbahasa
lainnya, sesuai dengan pendapat Mahmud Kamil an Naqah, yang mengemukakan bahwa
istima’ merupakan maharah kebahasaan yang mesti dilatih oerang yang belajar
bahasa Arab sejak awal belajar mereka bahasa Arab, karena pentingnya penguasaan
Istima’ untuk menguasai bahasa Arab.[6]
Cara yang digunakan untuk Kegiatan
Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam hal ini, guru memiliki peran yang penting dalam mengelola
pembelajaran. Salah satu dari tahapan mengajar yang harus dilalui guru adalah
menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata lain disebut juga dengan
mendesain program pengajaran. Dalam implementasi kurikulum atau pelaksanaan
pengajaran, mendesain program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar
dan hasil belajar siswa, merupakan rangkaian kegiatan yang saling berurutan dan
tidak terpisahkan.[7]
Karena
itu, oraganisasi keguruan seringkali merumuskan kompetensi profesinal guru,
agar mampu mengemban tugas guru yang sangat berat dan penting tersebut,
diantaranya:
1. Guru harus mempunyai ijazah dengan latar belakang pendidikan keguruan.
2. Guru menghormari kode etik guru
3. Guru memperlihatkan kemauan untuk maju dan tidak berhenti belajar.
4. Guru berperilaku bersih dan tidak terlibat hal tercela.
5. Guru memiliki integritas keilmuan, moral dan spritual.[8]
Hal itu karena, setiap profesi harus memiliki
keahlian di bidangnya, termasuk guru, guru yang mengajar pelajaran haruslah memiliki latar belakang pendidikan
khusus tentang pembelajaran pada Fakultas Tarbiyah atau kependidikan agar mampu
menguasai bahan pelajaran, penggunaan metode dan media pembelajaran dengan baik.
Kurikulum 2013 menekankan
pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah
ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti
ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah disajikan melaui kegiatan sebagai
berikut:
1.
Mengamati
a.
Peserta didik
menyimak/membaca contoh-contoh kata, ungkapan, dan
kalimat yang sedang dipelajari dari berbagai sumber, langsung dari guru dan
atau rekaman/tayangan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian atau
penulisannya.
b.
Peserta
didik menirukan/menyalin/mengulangi contoh-contoh secaraterbimbing.
2.
Menanyakan
a.
Dengan
pertanyaan pengarah dari guru, peserta didik mempertanyakantentang fungsi
sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, sertaformat penulisan
yang digunakan dalam teks yang sedang dipelajari.
b.
Peserta
didik memperoleh pengetahuan tambahan tentang fungsi sosial,ungkapan dan
struktur teks, unsur kebahasaan, serta format penulisan atau penyampaian dari
berbagai sumber, termasuk dari guru.
3.
Mencoba/mengekplorasi
Membaca/mendengar/menonton contoh-contoh lain
dari teks yang dipelajari dariberbagai sumber, termasuk buku teks, buku
panduan, denganmemperhatikanfungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur
kebahasaan, serta format penulisandari jenis teks yang sedang dipelajari.
4.
Menalar
a.
Dalam
kerja kelompok terbimbing peserta didik mempelajari teks untuk dapatmenyebutkan
fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan,serta format
penulisan dari jenis teks yang sedang dipelajari.
b.
Peserta
didik memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentangsetiap yang dia
sampaikan dalam kerja kelompok.
5.
Mengkomunikasikan
a.
Pesertadidikmembaca/menyimak/mempresentasikan/memperagakan/mempublikasikan/berbicara/membacakan/menonton
teks-teks yang dipelajari.
b.
Peserta
didik memperoleh balikan dari guru dan teman tentang karya yangdihasilkan/pesan
yang ditangkap dan disampaikan, dan lain-lain.
c.
Peserta
didik mengungkapkan hal-hal yang sulit dan mudah dipelajari danstrategi yang
sudah atau akan dilakukan untuk mengatasinya.[9]
C.
Kesimpulan
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah
Aliyah memiliki tujuan yang secara garis besar adalah Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis 2) Menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab serta mengembangkan pemahaman tentang
saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.
Tingkatan pembelajaran materi bahasa Arab yang disajikan
di Madrasah Aliyah, memenuhi asas relevansi, yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, dimulai tentang
perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas
umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan
tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Guru memiliki peran yang penting dalam mengelola pembelajaran Bahasa Arab.
karena itu,
oraganisasi keguruan seringkali merumuskan kompetensi profesional guru, agar
mampu mengemban tugas guru yang sangat berat dan penting tersebut, diantarany
yaitu guru harus mempunyai ijazah dengan latar belakang pendidikan keguruan.
Kurikulum
2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
D.
Daftar
Pustaka
Aceng Solikhin, et. all, Buku Pedoman Guru
Bahasa Arab Kelas XI Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementerian Agama RI, tt)
Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Islam Kementerian Agama
RI, 2005)
Mahmud Kamil al Naqah, Ta’lim Al Lughah Al
Arabiyah Lin Nathiqiina Bi Lughatin Ukhra, (Mesir, Jamiah Ummul Qura, 1405)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi aksara, 2005)
Permenag RI No. 912 Tahun 2013, tentang
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru
Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002)
[2] Permenag RI No. 912 Tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata
Pelajaran PAI dan Bahasa Arab, h. 4
[6] Mahmud Kamil al Naqah, Ta’lim al Lughah al Arabiyah lin
Nathiqiina bi Lughatin Ukhra, (Mesir, Jamiah Ummul Qura, 1405), h. h. 122
[7]Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 83.
[8]
Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Islam Kementerian Agama RI, 2005),
h. 13.
[9]Aceng Solikhin, et. all, Buku Pedoman Guru Bahasa Arab Kelas XI Madrasah
Aliyah, (Jakarta: Kementerian Agama RI, tt), h. 6-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar