• Breaking News

    HAKIKAT TUJUAN PAI



                           MAKALAH


    PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN HAKIKAT
    TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
















    Oleh :

    KELOMPOK I

    YUSUF










    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
    DARUL ULUM KANDANGAN
    2014
    KATA PENGANTAR
    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ.

    Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, berkat limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir jaman.
    Penulis mengucapkan dan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah ini yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis terutama tentang mata kuliah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktunya.
    Walaupun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, penulis menyadari betul bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
    Akhirnya hanya kepada Allah kita berserah diri dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan penulis khususnya, dan mudah-mudahan Allah selalu memberikan Ridho-Nya, Amien Ya Rabbal 'Alamin.

    Kandangan, Maret 2014


    Penulis



    DAFTAR ISI

                                                                                                                         Halaman
    HALAMAN JUDUL ..................................................................................      i
    KATA PENGANTAR ................................................................................      ii
    DAFTAR ISI...............................................................................................     iii
    BAB I PENDAHULUAN..........................................................................     1
    BAB II PEMBAHASAN  ..........................................................................     2
    A.    Pengertian  Tujuan Pendidikan Islam.......................................     2
    B.     Ruang Lingkup Tujuan Pendidikan Islam ...............................     4
    C.     Hakikat Tujuan Pendidikan Islam ...........................................     8
    BAB III PENUTUP ...................................................................................   11
                 Kesimpulan......................................................................................   11
    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................   12









    BAB I
    PENDAHULUAN

    Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi tanpa arah, bahkan salah langkah dan tidak sesuai dengan harapan. Demikian juga dengan pendidikan Islam yang berusaha untuk membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang dengan suatu tujuan pendidikan yang jelas dan direncanakan.
    Namun, tidak semua tujuan yang telah direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa sandungan sedikitpun. Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu ketika output pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan masalah tersebut di atas, telah ditemukan kasus-kasus seperti korupsi, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya yang dilakukan oleh seorang yang telah mengenyam sebuah pendidikan Islam. Kejadian ini dapat diidentifikasi sebagai kurangnya pemahaman tentang  hakekat tujuan pendidikan Islam dalam pribadi orang tersebut.
    Dari contoh kejadian kasus di atas, dapat diambil suatu pertanyaan, “Bagaimanakah sebetulnya pengertian, ruang lingkup dan hakekat tujuan pendidikan Islam itu?”
    Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan keterangan-keterangan, telah ditemukan pernyataan para ulama maupun pakar dalam menjelaskan hakekat tujuan Pendidikan Islam dan hal-hal yang terkait dengannya.






    BAB II
    PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    A.    PENGERTIAN TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
    Secara Terminologis, Tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud. Atau tujuan  adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Atau menurut Zakiah Darajat, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai[1]. Karena itu tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam[2].
    Secara Epistemologis, Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip-prinsip dasarnya. Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya, sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya[3].
    Secara Ontologis : Dalam Islam, hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedangkan menurut tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT,
    $tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
    Artinya :Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil. Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qur’ani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religious, budaya dan ilmiah. Mencari hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya pendidikan itu sendiri adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia. Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para ahli muslim, tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Tugas pokok dan fungsi tersebut adalah sebagai mandataris Tuhan (Khalifatullah Fi Al-Ardhi). Imam Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam:
    1.      Untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan; dan
    2.      Sekaligus untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
    Mengutip Sayyid Quth, bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (Al-Insan Al-Shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti diakui semua orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya dan apapun agamanya. Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.
    Menurut Al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
    1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
    2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
    3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.[4]
            Jadi kesimpulannya, pada hakekatnya tujuan pendidikan Islam adalah
    1.      Membentuk manusia beraqidah (Tarbiyah ‘Aqidiyah)
    2.      Membentuk manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah)
    3.      Membentuk manusia berfikir (Tarbiyah Fikriyah)
    4.      Membentuk manusia sehat dan kuat (Tarbiyah Jismiyah)
    5.      Membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (Tarbiyah Amaliyah).[5]

    B.    RUANG LINGKUP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
    Ruang Lingkup tujuan pendidikan Islam yaitu :

    1.       Tujuan umum : ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. An Nahlawy menunjukkan empat tujuan umum dalam pendidikan Islam yaitu :
    a.          Pendidikan akal dan persiapan pikiran.
    b.         Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak.
    c.          Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik laki-laki maupun perempuan.
    d.         Berusaha untuk menyumbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat manusia.[6]

    2.       Tujuan akhir/ Tertinggi : yaitu terwujudnya ”insan kamil” (manusia paripurna).[7]
    Menurut Al Abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi :
    a.          Pembinaan akhlak.
    b.         Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
    c.          Penguasaan ilmu.
    d.         Keterampilan bekerja dalam masyarakat.
    Menurut Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi:
    a.          Tujuan keagamaan.
    b.         Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
    c.          Tujuan pengajaran kebudayaan
    d.         Tujuan pembicaraan kepribadian.
    Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
    a.             Bahagia di dunia dan akhirat.
    b.            Menghambakan diri kepada Allah.
    c.             Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
    d.            Akhlak mulia.
                Bila tujuan pendidikan seperti apa yang disampaikan oleh Asma Hasan al Fahmi dan Munir Mursi, maka tujuan pendidikan adalah pengembangan akal dan akhlak yang dalam akhirnya dipakai untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 : “Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ke dalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”. Dan tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dari firman Allah SWT yang artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 102). Jadi insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan tujuan  akhir dari pendidikan Islam.[8]
    3.       Tujuan Sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Atau tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Maksudnya yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.[9]
    4.       Tujuan Operasional yaitu tujuan praktis yang dicapai melalui kegiatan pendidikan tertentu.[10]
     Sedangkan di dalam Tujuan Pendidikan Islam,  Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu :
    1. Tujuan sementara yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Maksudnya yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.[11]
    2. Tujuan akhir yaitu terwujudnya kepribadian muslim yang terdiri dari aspek-aspek kejasmaniahan, aspek-aspek kejiwaan dan aspek-aspek kerohaniahan yang luhur. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil .Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qurani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religious ,budaya dan ilmiah.
     Sedangkan Abdul Fatah Jalal mengelompokkan tujuan pendidikan Islam menjadi :
    1.       Tujuan umum yaitu menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT., yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT.  Seperti tercermin Dalam Q.S Al-Muddasir: 1-3, Al-”alaq: 1-5, Az-Zariyat: 56-58, al-Baqarah: 21, Al-Anbiya’: 25, An-Nahl: 36. Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat al Dzariyat ayat 56 : “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku
    2.       Tujuan khusus. Yaitu  perincian dari tujuan umum. Atau pengkhususan atau operasional tujuan tertinggi/ terakhir dan tujuan umum pendidikan Islam. Tujuan khusus bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi/ terakhir dan umum itu.[12] Tujuan khusus antara lain :

    a.    Mendidik individu yang saleh dengan memperhatikan perkembangan rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan fisik
    b.   Mendidik anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat muslim
    c.    Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar. Ketiga hal tersebut menjadi salah satu tujuan khusus yang hendak dicapai dalam tujuan pendidikan Islam.[13]

    C. HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
    Hakekat tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai adalah membina manusia agar mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifahnya. Manusia yang dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur materi (jasmani) dan imateril (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya akan menghasilkan ilmu, pembinaan jiwanya menghasilkan kesucian dan etika sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan kertampilan. Dengan penggabungan unsur-unsur tersebut, terciptalah makhluk dwi dimensi dan satu keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman.[14]
    Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    1.      Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
    2.      Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
    3.      Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak mau menyalahkangunakan fungsi kekhalifahannya.
    4.      Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan ketrampilan yang semua itu dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
    5.      Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.[15]
    Selain ciri-ciri tersebut di atas, tujuan pendidikan Islam juga memiliki karakteristik sebagai berikut:
    Karakteristik Pendidikan Islam adalah :
    1.      Robbaniyah, seluruh aspeknya didasarkan pada nilai robbaniyah dijabarkan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.
    2.      Syamilah, pendidikan dibangun dengan memperhatikan segala aspek dalam kehidupan baik akal, jasad dan ruh, maupun dalam kerangka hubungan individu dengan masyarakat, alam dan Al Khaliq, tanpa pemisahan.
    3.      Mutakamilah, pendidikan tidak terbatas pada tempat tertentu. Berlangsung di sekolah, masjid, rumah, di jalan, di kebun, medan pertempuran bahkan di pasar.
    4.      Marhaliyah, seluruh tabiat alam terjadi secara bertahap, demikian pula perkembangan fisik dan psikis manusia. Karena itu pendidikan dibangun dengan sifat bertahap dan mengikuti perkembangan kematangan manusia.
    5.      Muruunah, dalam aplikasi pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatar belakangi dan melingkupi obyek dan subyek pendidikan, justru dalam rangka optimalisasi hasil.
    6.      Istimroriyah, proses pendidikan tidak mengenal istilah “Usai”. Setiap individu wajib belajar sepanjang hayat (Long-Life Education)
    7.      Tanmawiyah, memberikan peluang pembaharuan metode dan gaya penyampaian sejalan dengan penemuan dan perkembangan ilmu, selama berjalan pada prinsip-prinsip dasar Islam.
    8.      Fardhiyah, Islam mewajibkan setiap individu untuk menuntut ilmu. Implikasinya, berarti melibatkan semua pihak untuk mempersiapkan segala perangkat, sarana dan perlengkapan pendidikan sebaik-baiknya.
    9.      Tathbiqiyah, pendidikan bersifat praktis, artinya setiap ilmu yang diperoleh harus berorientasi pada produktivitas.
    10.  Hurriyah, pendidikan didasarkan pada kebebasan. Islam tidak memaksakan harus belajar apa dan bagaimana, setiap individu bebas mereguk ilmu apa saja dan sebatas mana saja.
    11.  Infitah, pendidikan berdasar prinsip keterbukaan. Setiap muslim menyerap ilmu dari mana saja, serta pula mampu memanfaatkan turots (warisan peradaban manusia terdahulu yang bermanfaat)
    12.  Maslahah, pendidikan dibangun untuk memberikan kemaslahatan ummah, nantinya memberikan kontribusi dalam pendidikan kesejahteraan, kemakmuran dan peradaban ummah. Oleh karena itu, pendidikan Islam berorientasi pada nilai manfaat dan mashlahat bagi ummat.[16]




    BAB III
    PENUTUP

    KESIMPULAN
    Secara Terminologis, Tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud. Atau tujuan  adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan.
    Secara Epistemologis, Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya, sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”.
    Secara Ontologis : Dalam Islam, hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedangkan menurut tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah.
    Ruang Lingkup tujuan pendidikan Islam meliputi tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional.
    Hakekat tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai adalah membina manusia agar mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifahnya. Manusia yang dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur materi (jasmani) dan imateril (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya akan menghasilkan ilmu, pembinaan jiwanya menghasilkan kesucian dan etika sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan kertampilan. Dengan penggabungan unsur-unsur tersebut, terciptalah makhluk dwi dimensi dan satu keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman.








    DAFTAR PUSTAKA

    http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM



    http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html

    Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. Filsafat Pendidikan Islam, cetakan III. Bandung: CV.Pustaka Setia, 2007.

    Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-5. Jakarta: Kalam Mulia, 2006.






    [1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), 133

    [2] Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, cetakan III (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2007), 68

    [3] http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html
    [4] Ibid

    [5] http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM
    [6] Ramayulis, Op. Cit,  138

    [7] Ibid, 134
    [8] Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Op. Cit, 64

    [9] Ibid., 68

    [10] Ibid., 65.

    [11] Ibid., 68.
    [12] Ramayulis, Op. Cit,, 140.

    [13] http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html

    [14] http://mencilnet.wordpress.com/category/pendidikan-islam/

    [15] Ibid
    [16] http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM

    Tidak ada komentar:

    Makalah

    Skripsi

    Tesis