• Breaking News

    PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH_KEPALA SEKOLAH_MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MTSN NEGARA KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN DALAM PENYUSUNAN TES ULANGAN UMUM


    BAB  I
    PENDAHULUAN


    A.    Latar Belakang Masalah PTS
    Kunci utama di dalam peningkatan kualitas pendidikan ialah mutu/ kualifikasi para gurunya (H. A. R. Tilaar: 2000, 4). Begitu juga rencana pengajaran yang baik, peraturan sekolah yang bagus, gedung besar yang indah dan alat perkakas yang cukup semuanya itu tidak lebih penting dari guru, bahkan guru lebih penting dari semuanya itu dalam pendidikan dan pengajaran (Mahmud Yunus: 2006, 6).
    Kompetensi merupakan kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi tidak ada pada seseorang, berarti ia tidak berkompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru di lembaga pendidikan formal. Oleh karenanya setiap guru harus dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan oleh masyarakat dan anak didik berupa keterampilan atau keahlian dalam hal mengajar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang berbunyi (Jalaluddin Aburrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi: tth, 36):

    1
     
    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا وُسِدَ اْلأَمْرُ إِلىَ غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. ( حَدِيْثٌ صَحِيْحُ الْبُخَارِى )           
    Hadits tersebut di atas menjelaskan bahwa jangan menyerahkan suatu jabatan kepada orang yang bukan ahlinya, sebab orang yang ahli ialah orang yang berkompeten dalam melaksanakan tugasnya.
    Guru yang mempunyai kompetensi mengajar akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Dengan komptensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting. Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses belajar mengajar (Prasetya Irawan: 2001, 1).
    Sedemikian pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta penguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru dalam menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap perencanaan kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan berikutnya, atau kebijakan perlakuan terhadap siswa terkait dengan konsep belajar tuntas (Ngalim Purwanto: 2004, 3). Atau dengan kata lain tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi.
    Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dari setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga guru dapat menentukan keputusan atau perlakuan terhadap siswa tersebut. Apakah perlu diadakannya perbaikan atau penguatan, serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi materi maupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu menyusun instrumen tes maupun non tes, mampu membuat keputusan bagi posisi siswa-siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya secara optimal atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang kemudian menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya.
    Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Seringkali dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi pembelajaran ini diabaikan. Dimana guru terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat soal ujian atau tes, soal tes disusun seadanya atau seingatnya saja tanpa harus memenuhi penyusunan soal yang baik dan benar serta pengolahan evaluasi pembelajaran yaitu pada pelaksanaan evaluasi formatif.
    Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru . Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator – indikator dari  kompetensi dasar  yang telah ditetapkan . Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar, melaksanakan program remidial serta mengevaluasi kemampuan guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
    Menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai indikator – indikator kompetensi dasar di semester ganjil., dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Untuk dapat menyusun tes yang memenuhi persyaratan cukup sulit karena menyusun tes memerlukan pengetahuan, keterampilan serta ketelitian yang cukup tinggi.
    Menyusun tes untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik pada semester ganjil supaya dapat menarik kesimpulan apakah siswa bersangkutan telah menguasai indikator – indikator kompetensi dasar atau tidak.
    Kenyataan yang terjadi di sekolah bahwa guru jarang menyusun tes. Biasanya menggunakan tes yang sudah ada kemudian disesuaikan dengan materi ajar. Keadaan ini juga terjadi di  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, sehingga sering terjadi tidak tepat antara tes dengan kompetensi  dasar yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Di sisi lain guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagian besar belum bisa menyusun tes., sehingga sering mencari dari beberapa kumpulan soal yang sudah ada. Setiap penyelenggaraan ulangan akhir semester kadang – kadang tes tersebut secara utuh dapat ditampilkan lagi pada semester berikutnya. Melihat kondisi seperti ini guru belum memiliki kemampuan untuk menyusun tes dan belum pernah mencoba menyusun tes hasil karnya sendiri. Sehubungan hal tersebut maka penelitian ini perlu dilaksanakan.

    B.      Identifikasi Masalah
    Penulis selaku Kepala Sekolah di MTsN Negara Kecamatan Daha Utara menemukan di  lapangan setelah observasi dalam penulisan tes hasil belajar akhir semester sebagaian besar guru  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 masih mengalami kesulitan atau masalah dalam penyusunan tes profesional. Dengan demikian maka kemampuan guru perlu ditingkatkan utamanya dalam menyusun tes profesional untuk akhir semester ganjil.
    Adapun permasalahan yang terdapat dalam menyusun tes profesional adalah sebagai berikut :
    1.      Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 belum mampu menyusun bunyi butir tes dengan tujuan pembelajaran, dan masih menggunakan soal yang itu-itu saja dari tahun ke tahun
    2.      Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 belum mampu mengukur aspek perilaku tingkat kesukaran Taksonomi Bloom
    3.      Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 belum mampu mempergunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik.

    C.    Rumusan Masalah  
    Apakah kompetensi Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui Penyelenggaraan Work shop?
    1.       Bagaimana kompetensi awal Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014?
    2.       Bagaimana meningkatkan Kompetensi Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester  Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui Penyelenggaraan Work shop?

    D.     Cara Pemecahan Masalah
    Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam hal menyusun tes. Upaya peningkatan kemampuan guru-guru dalam hal menyusun alat tes, dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui pelatihan, seminar, workshop, menyediakan berbagai panduan dan modul.
    Maka  penulis mengemukakan  dugaan bahwa melalui Penyelenggaraan Work shop dapat Meningkatkan Kompetensi Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester  Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

    E.     Tujuan Tindakan
                     Dari hasil penelitian ini, peneliti mentargetkan tujuan yang ingin dicapai  adalah  sebagai berikut.

    1.     Tujuan Umum
    Meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada umumnya dan di MTsN Negara Kecamatan Daha Utara pada khususnya.
    2.  Tujuan Khusus
    a.         Mengetahui kemampuan awal guru dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester Ganjil.
    b.        Mengetahui kemampuan akhir guru dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester Ganjil.
    c.         Mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan guru dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester Ganjil melalui Penyelenggaraan Work shop.

    F.     Manfaat Penelitian
     Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan,antara lain:
    1.      Bagi Kepala Sekolah dan kepala madrasah  dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam melakukan pembinaan kepada para guru melalui pelatihan, seminar, workshop.
    2.      Bagi para guru dapat memberikan manfaat yang besar dalam membantu memecahkan  masalah yang berhubungan dengan Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014, sehingga mampu meningkatkan kualitas alat evaluasi pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan validitas penilaian hasil belajar siswa.


















    BAB II
    KAJIAN PUSTAKA


    A.   Kemampuan guru
                Kemampuan juga sering disamakan dengan istilah kompetensi. Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif (Uzer Usman: 205, 14).
    Menurut Kamus Arab-English, Hans Wehr kompetensi yaitu (اهليه) artinya, aptitude, fitness, suitableness) competence, qualification (الاهليه) (J. Milton Cowan: 1980, 3).
    Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal (Syaiful Bahri Djamarah: 1994, 3).

    10
     
    Kompetensi tersebut akan diwujudkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.  
    Menurut Glesser ada empat hal yang harus dikuasai oleh guru (Nana Sudjana : 2002, 18) yakni sebagai berikut :
    1.      Menguasai bahan pelajaran
    2.      Kemampuan mendiagnose tingkah laku siswa
    3.      Kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan
    4.      Kemampuan mengukur hasil belajar siswa.
    Bertolak dari pendapat di atas maka keterampilan guru dapat dibagi ke dalam tiga bidang (Abdul Rahman Shaleh,: 2005, 294), yaitu:
    1.      Kompetensi bidang kognitif, yaitu kemampuan intelektual, seperti penguasaan tentang cara mengajar, psikologi belajar, bimbingan penyuluhan, administrasi kelas, penilaian hasil belajar dan pengetahuan tentang kemasyarakatan seta pengetahuan lainnya.
    2.      Kompetensi bidang sikap, yaitu kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya, sikap menghargai pekerjaan, menyenangi mata pelajaran yang dibinanya, akrab dengan teman seprofesi, berkemauan keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
    3.      Kompetensi tentang perilaku guru, yaitu kemampuan guru dalam berbagai keterampilan seperti keterampilan mengajar, membimbing siswa, melakukan penilaian, menggunakan metode dan alat bantu pendidikan, keterampilan merencanakan pengajaran, melaksanakan administrasi kelas dan lain-lain.


    B.     Indikator Kemampuan Guru
                Untuk memperoleh gambaran yang terukur pada pemberian nilai untuk setiap kemampuan , maka perlu ditetapkan kinerja setiap kemampuan. Kinerja kemampuan / kompetensi terlihat dalam bentuk indikator ( Anonim , 2003 : 12 ).  Tabel Komponen Pengelolaan Pembelajaran khusus pada kompetensi penilaian prestasi belajar peserta didik.
    Kompetensi
    Indikator
    Penilaian prestasi belajar peserta didik
    1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran.
    2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda
    3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid
    4. Mampu memeriksa jawaban
    5. Mampu mengklasifikasikan hasil – hasil penilaian
    6. Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian
    7. Mampu menyusun laporan hasil penilaian
    8. Mampu membuat interpritasi kecendrungan hasil penilaian
    9.Mampu menentukan korelasi antar soal berdasarkan hasil penilaian
    10. Mengidentifikasi tingkat variasi hasil tes
    11. Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan 
          Logis.

    C. Profesionalisme Guru dan Komitmen Guru
    1. Profesionalisme guru
                Guru adalah tenaga fungsional yang bertugas khusus untuk mengajar , mendidik , melatih , dan  menilai hasil pembelajaran peserta didik serta efektifitas mengajar guru. Tugas guru adalah profesi maka dari itu diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Karena profesi menurut Sikun Pribadi dalam bukunya Etty menyatakan bahwa ; “ Profesi itu pada hakekatnya suatu pernyataan atau janji terbuka , bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa “. ( Etty , 2003 : 2 ). Profesi merupakan pernyataan atau janji terbuka oleh seorang profesional . Dengan demikian pernyataan profesional mengandung makna yang terbuka , sungguh – sungguh yang ke luar dari lubuk hatinya dan mengandung norma atau nilai nilai yang etis , sehingga pernyataan yang dibuatnya baik bagi orang lain juga baik bagi dirinya.
                Profesional guru sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah :
    a.       Mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
    b.      Mampu mengkonstruksi tes hasil belajar yang berkualitas
    c.       Terampil menyajikan bahan ajar di kelas dan di luar kelas , profesional dalam mengevaluasi hasil belajar.
    2. Komitmen guru
                Kewajiban guru dalam melaksanakan tugas hendaknya disiplin, obyektif, jujur, bertanggung jawab, kreatif, inovatif serta berkinerja.
    Adapun ruang lingkup kompetensi profesional (E. Mulyasa: 2007, 135-136) sebagai berikut:
    1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya
    2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik
    3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
    4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi 
    5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan
    6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
    7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
    8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
                Profesional dan komitmen guru menurut Flanangan dalam hand out oleh Maba menyebutkan ada empat dimensi antara lain :  Dimensi 1 , dimensi 2 , dimensi 3, dimensi 4 ( Maba : 2007 : 2 )
    Keterangan
    Dimensi 1 ( P : + dan K :  - ) adalah guru mampu mempersiapkan bahan ajar ( RPP ) , pintar menyajikan bahan ajar sehingga siswa mengerti, tetapi kurang disiplin ( suka terlambat , malas , subyektif , sore memberi les, malam hari tidak jelas pekerjaannya ). Dimensi 2 ( P : + dan K : +  ) adalah guru mampu menyusun RPP dan terampil menyajikan bahan ajar. Guru idial ( pintar mengajar , sistematis, rajin , disiplin, obyektif , guru selalu ada di hati siswa . Bila tidak ngajar doa siswa baik ( semoga selamat, semoga dilindungi Tuhan , dimurahkan rejekinya oleh Tuhan dll ).
    Dimensi 3 ( P : - dan K : - ) adalah guru kurang mampu menyusun RPP, kurang terampil menyajikan bahan ajar, siswa jadi bingung , guru malas, subyektif, kurang pas jadi guru , lebih cocok alih profesi. Guru hanya dihina siswa , bila tidak masuk doa siswa yang jelek – jelek.  Dimensi 4 ( P : - dan K : + ) adalah guru kurang mampu menyusun RPP, kurang terampil menyajikan bahan ajar, guru rajin, disiplin dan obyektif serta selalu mengutamakan kepentingan siswa ( kombinasi matreo sentrisme dengan paedo sentrisme ).

    D. Konstruksi Tes Hasil Belajar
                Kontruksi adalah langkah menyusun tes hasil belajar . Tes adalah prosedur yang sistematis untuk mewujudkan sampel perilaku sebagai pencerminan tingkat ketuntasan belajar siswa . ( Maba , 2007 : 1 ) . Guru memiliki kompetensi di dalam mengkontruksi tes karena tes dipakai sebagai alat untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. Hasil belajar merupakan prestasi yang dapat ditunjukkan dalam bentuk simbol angka oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Jenis hasil tes belajar seperti : post tes , formatif tes , diagnostik tes dan sumatif tes .
                Tes dapat dikontruksi oleh guru pengajar senior / yunior, baik individu atau melalui  gugus masing – masing  kecamatan . Setiap konstruksi tes hasil belajar harus berdasarkan indikator atau setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan tersendiri oleh setiap guru sebagai pencerminan esensial bahan belajar. Konstruksi tes hasil belajar melibatkan tiga keahlian : Ahli bahan ajar , ahli konstruksi dan ahli bahasa yang baik dan benar.
                Untuk mendapatkan hasil tes yang baik diuji  dengan kalibrasi / validasi secara teoritik , dalam satu panel yang terdiri dari ahli kontruksi,  konten ajar dan bahasa. Kalibrasi / validasi emperik , dalam satu uji coba lapangan untuk memperoleh respon verbal dari responden. Kalibrasi emperik bertujuan : Menentukan validasi butir reliabelitas tes  , tingkat kesukaran butir tes , dan daya beda tes ( Maba , 2007  :3 ). Karena pelaksanaan tes yang profesional siswa dengan mudah memahami hal yang ditanyakan  sebab penyampaiannya secara sistemasis dan bahasa yang dipergunakan cukup jelas.
                Menetukan skoring dan pengambilan keputusan oleh guru pengajar baik secara individu maupun kelompok guru senior , yunior , guru berpengalaman , guru rajin, guru berpendidikan sarjana  yang relevan . Keputusan tentang hasil  belajar akhir semester , harus berdasarkan hasil evaluasi proses dan produk.
                Evaluasi  proses adalah evaluasi selama pembelajaran berlangsung meliputi ; pre tes , tugas, post tes, formatif dan diagnostik . Evaluasi produk adalah evaluasi akhir semester , tahun pelajaran atau jenjang pendidikan , sebaiknya dilakukan oleh guru secara individu atau kelompok  dalam gugus.
                Evaluasi produk yang berbentuk  Tes Ujian Semester disusun oleh pusat          (bukan oleh guru pengajar ) untuk beberapa mata pelajaran seperti : Matematika , Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS untuk mewujudkan standarisasi proses internalisasinya sangat jauh berbeda baik tingkat provinsi, kabupaten , sekolah negeri maupun swasta, sehingga menimbulkan pro kontra. Evaluasi produk  Ujian Semester hanya  potret sesaat dan masih banyak sisi lemahnya.
                Antara kegiatan evaluasi hasil belajar dengan proses pembelajaran di kelas  harus dilaksanakan secara profesional, karena saling menentukan dan saling mempengaruhi. Proses pembelajaran menentukan ketuntasan belajar yang dibuktikan melalui evaluasi hasil belajar yang profesional.
                Evaluasi hasil belajar menentukan pemunculan efek akademik dan efek pengiring bagi setiap siswa. Apabila evaluasi hasil belajar tidak profesional , maka proses pembelajaran kurang efektif dan evaluasi oleh guru bisa bersifat formalitas saja.

    E.  Menyusun Tes Hasil Belajar Akhir Semester Ganjil
                Kegiatan menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil merupakan pekerjaan yang cukup rumit karena memerlukan ketelitian yang berdasarkan rumusan indikator. Bentuk penulisanan tes sangat tergantung dari perilaku / kompetensi yang akan diukur ( Safari , 2004 : 25 ). Masing – masing bentuk tes memiliki keunggulan dan kelemahan , maka dari itu bentuk tes disesuaikan dengan perilaku / kompetensi yang akan diukur.
                Adapun langkah – langkah penyusunan tes obyektif sebagai berikut : a) Menetapkan tujuan tes , b ) analisis kurikulum , c ) analisis buku pelajaran , d ) kisi – kisi tes e ) menulis butir tes  ( Maba : 2007 :  7 ) . Selanjutnya diuraikan sebagai berikut :
    a). Menetapkan tujuan tes
    (1) Untuk menyeleksi siswa baru , guna memperoleh calon siswa yang dapat meraih hasil belajar yang tinggi dan dapat menyelesaikan studi tepat waktu, tingkat kesukaran butir tes dapat dinaikkan atau diturunkan berdasarkan jumlah peserta testing dan daya tampung sekolah .
    (2) Untuk menempatkan siswa dalam kelas yang homogen atau heterogen , untuk penentuan bea siswa atau siswa teladan.
    (3) Untuk memonitor kemajuan belajar siswa terkait dengan evaluasi proses.
    (4 )  Untuk membantu siswa  yang belum mastery learning dalam beberapa RP
    (5)  Untuk memutuskan siswa  yang naik / tidak naik kelas . 
    b).  Analisis Kurikulum
          Bertujuan untuk menetukan bobot setiap pokok bahasan  yang dijadikan dasar untuk menulis butir tes berdasarkan jumlah jam pertemuan. Berdasarkan silabus dapat direncanakan alokasi waktu pertemuan dalam satu semester dengan sejumlah pokok bahasan  yang  ada dalam silabus.
    Contoh:
    No
    Pokok Bahasan
    Jumlah jam
    pertemuan
    Butir tes
    Obyektif
    Butir tes
    uraian
    1
    Manusia dan
    Pengembangannya
    4 jam , a 50 menit
     5 butir tes
     1 butir tes
    2
     Masyarakat dan Lingkungan sekitar
    4 jam , a 50 menit
     6 butir tes
     2 butir tes
    3
     Sumber Daya Alam sekitar
    4 jam , a 50 menit
    4 butir tes
     1 butir tes

    c). Analisis Buku Pelajaran dan Pokok Bahasan
          Bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan yang akan ditulis butir tesnya berdasarkan jumlah halaman buku / Pokok Bahasan lainnya. Analisis dimaksudkan untuk memperkecil kesahan penulisan butir tes.
    Contoh
    No
    Pokok Bahasan
    Jumlah
    halaman
    Butir tes
    Obyektif
    Butir tes
    uraian
    1
    Manusia dan
    Pengembangannya
    60 halaman
     5 butir tes
     1 butir tes
    2
     Masyarakat dan Lingkungan sekitar
    90 halaman
     6 butir tes
     2 butir tes
    3
     Sumber Daya Alam sekitar
    70 halaman
    4 butir tes
     1 butir tes
    4
    Sumber Alam yang bisa diperbaharui
    80 halaman
    5 butir tes
    2 butir tes


    d) Menetapkan kompetensi dasar
                Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran sebagai mana tercantum pada Standar Isi.

    e). Menetapkan Indikator
    (1) Indikator harus mencerminkan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar; Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK ) harus menggunakan kata – kata operasional yang berkaitan dengan C1 – C7  kalau mau mengukur kognitif.
    (2) Indikator harus dapat diukur diamati dengan skala tertentu.
    (3) Rumusan indikator meliputi tiga komponen :
    a. Tingkah laku akhir ( perilaku yang diharapkan ) contoh : dapat menulis kalimat perintah, dapat membedakan hakekat manusia sebagai mahluk individu dan sosial.
    b. Kondisi demonstratif : Sikon yang berlaku ketika mensdemonstrasikan tingkah laku.
     Contoh : dengan penulisan yang benar, dengan bahasa sendiri dari anak.
    c. Standar keberhasilan : persentaase ketuntasan belajar siswa antara 60 % - 90 %
    contoh : dengan ketuntasan 70 %.
    f) Menyusun tabel kisi – kisi tes
                Bertujuan untuk menentukan representitas butir tes terhadap bahan ajar . Tabel kisi – kisi tes terdiri dari dua : Analisis bahan ajar dan analisis aspek perilaku yang diukur. Bahan ajar berbentuk pokok bahasan , dan aspek perilaku berbentuk Taksonomi Bloom ( Konitif : C1 – C6 , Afektif dan Psikomotor ).
    Contoh tabel kisi – kisi tes hasil belajar  ( kognitif )
    Nama Sekolah                         : ..........
    Mata Pelajaran                        : IPS
    Acuan                                      : Standar Isi
    Jumlah                                     : 45 butir
    Waktu                                     : 45 menit
    Bentuk tes                               : Obyektif tes ( pilihan ganda ) lima pilihan jawaban
    Aspek yang diukur
    Materi
    C1
    C2
    C3
    C4
    C5
    C6
    Jumlah
    F %
    KD 1
    1
    2
    1
    1


    5,11 %
    KD 2
    1
    2
    2
    1


    6,13 %
    KD 3
    1
    1
    2
    1
    1

    6,13 %
    KD 4
    1

    2
    1
    1

    5,11%
    KD 5
    1
    2
    1
    1


    5,11%
    KD  6

    2
    3

    1

    6,13 %
    KD 7
    1
    2


    1
    2
    6,13 %
    KD 8

    1
    1



    2,4 %
    KD 9
    1
    3



    1
    5,11%
    Frekuensi ( F )
    7
    15
    12
    5
    4
    3
    46
    Persentase (% )
    15 %
    33%
    26%
    11%
    9%
    6%


    g) Menulis butir tes
    1. Memilih bentuk tes
    (1) Bentuk tes terdiri dari tes objektif dan tes uraian. Kelemahan tes objektif adalah guessing dan tes uraian bluffing. Kebaikan tes objektif : ruang lingkup lebih luas , tes uraian terjadi proses analitik.
    (2) Tes objektif terdiri dari : B – S , jawaban singkat, menjodohkan dan pilihan ganda ( jenis jawaban tepat, paling tepat, negatif, pernyataan belum selesai , kombinasi dan kompleks)
    (3) Tes uraian : jenis uraian terbatas dan uraian bebas.

    2. Menetapkan test ( siswa yang di tes ):
    MI : persentase kognitif tingkat rendah lebih banyak dari kognitif tingkat tinggi.
    Perguruan Tinggi : persentase kognitif tingkat tinggi lebih banyak dari kognitif tingkat rendah .

    G.    Kemampuan Menulis Butir Tes
                Kemampuan konstruksi adalah kemampuan menyusun stem bentuk pertanyaan atau pernyataan , stem tidak negatif ganda, sistem tidak memberi petunjuk kearah jawaban benar, setiap stem mandiri, stem mendorong testi berpikir analitik. Pengecoh homogen dan logis, hanya satu jawaban tepat / paling tepat. Stem dan option panjang kalimatnya sama stem tidak opensip.
                Komponen  materi tes tercermin butir tes relevan dengan indikator atau Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK ) , butir tes juga mencerminkan bahan ajar, butir tes mengukur Taxonomi Bloom ( Kognitif dan Psikomotor ) . Kemampuan menggunakan bahasa sangat diperlukan di dalam menetapkan kaidah bahasa untuk menghindari hal – hal seperti bias gender dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
    1. Penulisan Butir Tes
    1) Untuk tes objektif : menulis stem atau pokok tes , menulis option kunci bisa secara acak bagi semua butir tes, kemudian baru menulis option distraktornya.Option kunci adalah jawaban yang benar, option pengecoh adalah jawaban yang tidak benar , tetapi mungkin testi akan terkecoh tidak menguasai bahan ajar secara optimal.
    Untuk menghindari tebakan , jumlah option adalah lima , maksudnya kemungkinan jawaban apabila dengan menebak adalah 20 % da kemungkinan salah adalah 80 % ( rumus 1/K diman K adalah option ).
    2) Untuk tes uraian hanya menulis stem, tetapi rambu – rambu jawabanya jelas ( untuk uraian terbatas ) sedangkan uraian bebas sangat mementingkan pola pikir dedukatif atau induktif.
    2.Penilaian butir tes
    No
    Bidang
    Kriteria Penilaian
    A
    Konstruksi
    1. Pokok soal diekspresikan dalam bentuk yang sesuai


    2. Pokok soal tidak menimbulkan pengertian ganda


    3. Pokok soal tidak memberi petunjuk pada jawaban benar


    4. Pokok soal mandiri


    5. Pokok soal mengkondisikan siswa berpikir analitik


    6. Pilihan jawaban merujuk urutan yang benar


    7. Pengecoh homogen


    8. Hanya ada satu jawaban yang benar.
    B
    Materi tes
    1. Pokok soal relevan dengan TPK atau indikator


    2. Representitas pokok soal relevan dengan perilaku yang diukur


    3. Spesifikasi Pokok soal menurut jenjang perilaku yang diukur
    C
    Bahasa
    1. Pokok soal menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar


    2. Rumusan pilihan jawaban relatif sama panjang


    3. Pokok soal singkat dan akurat


    4. Ketepatan pokok soal dengan spesifikasi butir tes


    5. Kelengkapan teknis pokok soal


    6. Pokok soal tidak opensif


    7. Pokok soal tidak bias budaya


    8. Pokok soal komunikatif


    9. Pokok soal padat dan lugas


    G. Workshop
                Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, di luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman , melalui workshop. Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis ( Pendiddikan ) untuk menghasilkan karya nyata ( Badudu, 1988,403 )
    Workshop adalah salah satu program yang sangat penting di dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru (H.A.R. Tilaar: 2001, 278). Atau sering disebut juga dengan upgrading, ialah segala usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai, guru-guru atau petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya bertambah luas dan mendalam (M. Ngalim Purwanto: 2006, 94-95).
    Sering tidaknya guru mengikuti penataran merupakan salah satu hal yang mempengaruhi peningkatan kualitas guru, penataran memuat beberapa unsur, ada unsur individual (pada waktu melaksanakan tugas individual), unsur kelompok (waktu berdiskusi) dan unsur tulisan (waktu membuat laporan dan lain-lain).
    Walaupun berbagai kompetensi guru dalam pembelajaran termasuk kompetensi dalam bidang evaluasi pembelajaran sudah diajarkan di sekolah-sekolah guru, akan tetapi pengalaman-pengalaman praktek yang dilakukan di sekolah itu sangatlah sedikit, oleh karena itulah pemerintah mengadakan penataran-penataran yang sifatnya meningkatkan kualitas taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan guru.
    Sebagaimana yang diungkapkan Ngalim Purwanto bahwa Persiapan calon-calon guru di sekolah guru –baik ia dari SGB, SGA/ SPG, maupun dari FKIP atau IKIP- belumlah merupakan persiapan-persiapan yang cukup lengkap jika ditinjau dari tugas kewajibannya sebagai pendidik yang sangat luas setelah keluar dari sekolah itu. Persiapan-persiapan yang diterima di sekolah guru, waktu dan luasnya sangat terbatas, juga sebagian besar merupakan persiapan yang bersifat teoritis. Pengalaman-pengalaman praktek yang diterimanya dari latihan-latihan praktek mengajar sangat terbatas dan dalam waktu yang tidak lama, belum merupakan pengalaman yang cukup bermutu untuk memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawabnya setelah keluar dari sekolah guru. Banyak hal yang harus diperbuat dan dilakukan oleh guru yang belum sempat atau tidak dipelajarinya di sekolah guru (M. Ngalim Purwanto: 2006, 94-95).








    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Setting (Lokasi, Subjek dan Waktu) Penelitian Tindakan
                Adapun lokasi penelitian yang penulis tetapkan adalah  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan, penelitian ini dilaksanakan pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014, sejak tanggal 01 Agustus sd Desember 2013, dengan melibatkan  6 guru sebagai subjek, dengan rincian sebagai berikut:
    Tabel 3.1 Subjek Penelitian

    Nama/ NIP

    Pangkat/ Gol
    Mapel
    Imilda Rahmawati, S.Pd.I/
    197909112005012006
    Penata Muda Tk.I/III c
    B. Inggris
    Noor Kamaliah, S.Pd/
    198102012005012008
    Penata Muda Tk.I/III c
    B. Indonesia
    Norhalidah, S.Pd.I/
    198012092005012008
    Penata Muda Tk.I/III c
    Matematika
    Herlina, S.Pd/
    19790923200642031
    Penata Muda Tk.I/III b
    B. Inggris
    Rahmah, S.Ag/
    197009162007012024
    Penata Muda Tk.I/III b
    IPA
    Rusdiana, S.Ag/
    197012072007012023
    Penata Muda Tk.I/III b
    B. Idonesia





    28
     
     
    B.  Rencana Tindakan
          Dalam rencana tindakan ini ada tiga jenis kegiatan yang akan dilaksankan antara lain:
    1. Jenis kegiatan adalah tindakan nyata dalam menyusun butir tes hasil belajar  akhir semester ganjil.
    2. Bentuk kegiatan : dilaksanakan Workshop menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil bagi semua guru  yang mengajar  di  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan
    3. Prosedur kegiatan :
    1. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Sekolah tentang waktu pelaksanaan Workshop.
    2. Menginformasikan kepada guru – guru  di MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan tentang bahan-bahan yang perlu dibawa berkaitan dengan penyusunan tes hasil belajar akhir semester ganjil.
    3.   Melaksanakan Workshop penyusunan tes hasil belajar akhir semester
          ganjil.
    4.      Subyek : Guru –guru di MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan ;   
    5.      Mengingat penelitian dilakukan dalam waktu yang cukup panjang maka peneliti menyiapkan konsumsi ( snack ).
    .C.    Prosedur Pelaksanaan Tindakan
    1. Siklus I
    Dalam siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi , dan refleksi yang akan diuraikan sebagai berikut :
    a)      Perencanaan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
    1. Pertemuan  semua guru  di MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan  berjumlah 6 orang .
    2. Menentukan jadual Workshop sebanyak 3 kali pertemuan.
    3. Menyuruh guru – guru membawa bahan menyusun tes ulangan umum semester ganjil seperti silabus,RPP dan format Kisi – kisi penulisan tes.
    4. Memberikan  informasi tentang teknik penyusun tes.
    5. Tanya jawab seputar persiapan workshop
    6. Menyampaikan materi Workshop yakni ; pengarahan Kepala Sekolah dan teori menyusun tes dari Tenaga ahli yang relevan.
    7. Mengelompokkan guru menjadi  dalam 2  kelompok.  
    8. Guru diberikan tugas  menyusun tes formatif bentuk obyektif  (Pilihan Ganda) untuk setiap butir tes dengan 5 pilihan.
    9. Guru diberikan tugas  menyusun tes hasil belajar  akhir semester  bentuk obyektif  (Pilihan Ganda ) untuk setiap butir tes dengan 5 pilihan.
    10. Jumlah tes yang disusun untuk kelompok A  60 butir tes obyektif 5 option, sedangkan kelompok  B 50 butir tes obyektif 5 option.  
    11. Peneliti melakukan kros cek ke masing- masing kelompok guru .
    12. Presentasi  kecil di masing – masing kelompok
    13. Presentasi  pada pleno.
    14. Setelah tes tersusun dilakukan kalibrasi  / validasi  Teoritik  melalui 3 – 5 orang pakar / guru senior dengan parameter penilaian :
    a.       Kesesuaian sistem tes dengan tujuan pembelajaran
    b.      Kesesuaian sistem tes dengan aspek pengetahuan yang diukur ( C1 – C6).
    c.       Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD.
    1. Penentuan tes profesional
    a. Dari 60 butir tes untuk kelompok  A ,50 butir tes untuk kelompok    B.
    akan dilakukan penilaian dengan 4 bidang kriteria penilaian dan oleh 3 – 5 orang  pakar guru senior .
    1. Parameter akhir kelompok  A 60 butir tes profesional , kelompok   B 50 butir tes profesional.
    b)       Pelaksanaan  dengan langkah – langkah sebagai berikut :
    1.      Memberikan jadual pelaksanaan Workshop kepada guru – MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
    2.      Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah meminta surat undangan untuk mengumpulkan guru – guru  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
    3.      Menyiapkan tempat pelaksanaan Workshop sekali gus mencek keberadaan sarana listrik di ruang / tempat pelaksanaan Workshop .
    4.      Mempersiapkan snack  untuk peserta Workshop selama 3 kali pertemuan dengan kegiatan mulai pk. 8.00   sampai  11.30  WIB.
    5.      Melaksanakan Workshop sesuai rencana siklus I sebanyak 3 kali pertemuan
    6.      Pelaksanaan hari I  mulai pk. 8.00  sampai pk. 11.30 WIB, dengan materi ; pengarahan Kepala Sekolah , Materi penyusunan tes,mengecek kelengkapan bahan – bahan untuk menyusun tes.
    7.      Pelaksanaan hari II  mulai pk. 8.00  sampai pk. 11.30  WIB, dengan materi ; menyusun  kisi – kisi tes, tanya jawab, presentasi pada kelompok kecil, revisi
    8.      Pelaksanaan hari III  mulai pk. 8.00  sampai pk. 11.30 WIB, dengan materi penulisan tes , presentasi pleno , produk akhir.
    c)      Observasi
    Dilakukan dengan tahapan – tahapan pelakasanaan seperti  :
    1.      Kehadiran guru –guru
    2.      Kelengkapan  bahan – bahan untuk menyusun tes seperti Silabus, RPP, Buku materi / buku pegangan siswa dan guru, format kisi – kisi tes.
    3.      Kesiapan mental guru – guru untuk mengikuti Workshop selama 3  kali pertemuan
    4.      Hasil akhir kerja .
    5.      Kegiatan observasi disiapkan pedoman dalam bentuk tabel.
    Tabel 3.2 Pedoman Observasi Siklus ( diisi dengan memberi tanda  Ö )

    No

    Nama guru
    Kelengkapan bahan - bahan
    Kesiapan mental
    Hasil akhir
    Silabus
    RPP
    Buku
    pegangan
    Form
    kisi - kisi
    1
    Suhaif Siddiq






    2
    Ahmad Rif’an, S. Pd






    3
    Atiah, S. Ag, MM
    197109042007012025






    4
    Mahyuni, S. Pd.
    198205152007101001






    5
    Pathurrahman, S. Pd.I
    19771015 200604 1 002






    6
    Abdul Hadi, S. Pd. I







    d.      Refleksi
          Dalam refleksi akan menempuh beberapa kegiatan sebagai berikut :
    1. Menentukan indikator pencapaian keberhasilan yaitu a.  Kelompok  A menghasilkan 60 butir tes obyektif 5 option, b. Kelompok  B menghasilkan 50 butir tes obyektif 5 option .
    2. Guru yang mencapai indikator di atas  ( point 1 )  dikategorikan berhasil , sehingga tidak perlu diikutkan dalam silkus II. Sedangkan guru yang belum mencapai indikator di atas wajib ikut dalam siklus II.

    D.  Jadwal Kegiatan Penelitian
    Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian

    No

    Kegiatan
    Agustus    
    September
    Oktober 
     Nopember
      Desember
    1
    2
    3
    4
    1
    2
    3
    4
    1
    2
    3
    4
    1
    2
    3
    4
    1
    2
    3
    4
    1
     Penentuan Lokasi  PTS
    x

    x

    x


















    2
    Persiapan pelaksanaan PTS



    x

    x
















    3
    Pelaksanaan PTS





    x

    x

    x

    x

    x

    x

    x









    4
    Penulisan laporan PTS












    x

    x

    x

    x

    x

    x









    BAB IV
    HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

    A.    Hasil Penelitian Tindakan
    Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian siklus I sesuai dengan proposal semua subyek penelitian terdiri dari guru guru  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan  Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah  6 orang. Semua guru tersebut sudah siap dengan perlengkapannya untuk mengikuti workshop penyususan tes hasil belajar semester ganjil.
    Untuk menjawab masalah penelitian diadakan dua siklus sesuai dengan  PTS, tetapi setelah diadakan penelitian ternyata tidak sampai pada dua siklus . Pada siklus I semua guru dimasing – masing kelompok mata pelajaran sudah bisa menyelesaikan sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

    1. Hasil penelitian Siklus I
          Berdasarkan hasil penelitian penyusunan tes hasil bellajar semester ganjil , pengamatan ( observasi ) yang dilakukan pada siklus I maka diperoleh hasil penelitian disampaikan dalam bentuk tabel.




    35
     

    Tabel
    4.1
    Tabel observasi siklus I
    No
    Nama guru
    Kelengkapan bahan – bahan
    Kesiapan mental
    1 – 4
    Hasil akhir
    Silabus

    1 – 4
    RPP

    1-4
    Buku pegangan
    1 – 4
    Format
    kisi – kisi
    1 – 4
    1
    Suhaif Siddiq
    3
    3
    3
    4
    3
    80
    2
    Ahmad Rif’an, S. Pd
    3
    3
    3
    4
    3
    80
    3
    Atiah, S. Ag, MM
    197109042007012025
    3
    3
    2
    4
    3
    75
    4
    Mahyuni, S. Pd.
    198205152007101001
    3
    3
    3
    4
    4
    85
    5
    Pathurrahman, S. Pd.I
    19771015200604 1 002
    3
    3
    3
    4
    3
    80
    6
    Abdul Hadi, S. Pd. I
    3
    3
    4
    4
    3
    85
    Rata-Rata
    3
    3
    3
    4
    3,17
    80,83

    a). Pedoman dalam memberi skor :
    1)      Diberi skor 4 jika aspek yang diamati sangat relevan
    2)      Diberi skor 3 jika aspek yang diamati relevan
    3)      Diberi skor 2 jika aspek yang diamati cukup relevan
    4)      Diberi skor 1 jika aspek yang diamati kurang relevan
    5)      Diberi skor 0 jika aspek yang diamati tidak relevan
    b). Total skor masksimal = 20
                Nilai   =     .......... 100
    c). Kategori nilai :
    1)      86 -100 = sangat baik  ( A )
    2)       66 – 85 = baik   ( B )
    3)      55 – 65 = cukup  ( C )
    4)      44 – 55 = kurang  ( D )
    5)      25 – 45 = sangat kurang ( E )
    Tabel 4.2
    Tabel :  Data Kegiatan guru dalam menyusun tes siklus I
    No
    Nama guru (Responden )
    Jenis Mapel
    parameter
    Jumlah tes
    hasil

    Kelompok  A




    1
    Suhaif Siddiq
     IPS
    30 butir
    30 butir
     TT
    2
    Ahmad Rif’an, S. Pd
     Bhs. Ina 
    20 butir
    30 butir
     T
    3
    Atiah, S. Ag, MM
    197109042007012025
    PPKn
    30 butir
    30 butir
     TT

    Kelompok B




    4
    Mahyuni, S. Pd.
    198205152007101001
     Matematika
    30 butir
    30 butir
     TT
    5
    Pathurrahman, S. Pd.I
    19771015 200604 1 002
     IPA
    30 butir
    30 butir
     TT
    6
    Abdul Hadi, S. Pd. I
    Bhs Ingg
    20 butir
    20 butir
    TT



    Tabel 4.3 Penilai tes siklus I


    No


    Mata pelajaran
    Aspek dan skor


    Nilai


    Kategori
    Kesesuai tes dengan tujuan pembelajaran
    Aspek perilaku
    ( C1 – C6 )
    Penggunaan bahasa yang benar dan baik
    1 - 5
    1 – 5
    1 - 5



    Kelompok  A





    1
     IPS
    3
    4
    4
    73,3333
    B
    2
     Bhs. Ina
    3
    4
    3
    66,6667
    B
    3
     PPKn
    4
    3
    3
    66,6667
    B

    Kelompok  B

    1
     IPS
    3
    4
    3
    66,6667
    B
    2
     Mat
    3
    5
    3
    73,3333
    B
    3
     Bhs. Ingg
    3
    4
    3
    66,6667
    B

    Rata-Rata
    3,17
    4,00
    3,17
    68,89
    B

    a). Pedoman dalam memberi skor :
    1)      Diberi skor 5 jika unsur yang dinilai sangat sesuai dengan kriteria
    2)      Diberi skor 4 jika unsur yang dinilai sesuai dengan kriteria
    3)      Diberi skor 3 jika unsur yang dinilai cukup sesuai dengan kriteria
    4)      Diberi skor 2 jika unsur yang dinilai kurang sesuai dengan kriteria
    5)      Diberi skor 1 jika unsur yang dinilai tidak sesuai dengan kriteria
    b). Total skor masksimal = 15
                Nilai   =     .......... 100
    c). Kategori nilai :
    1)      86 -100 = sangat baik  ( A )
    2)      66 – 85 = baik   ( B )
    3)      55 – 65 = cukup  ( C )
    4)      44 – 55 = kurang  ( D )
    5)      25 – 45 = sangat kurang ( E )

    2. Hasil penelitian Siklus II
          Berdasarkan hasil penelitian penyusunan tes hasil bellajar semester ganjil , pengamatan ( observasi ) yang dilakukan pada siklus II maka diperoleh hasil penelitian disampaikan dalam bentuk tabel.
    Tabel  4.4
    Tabel observasi siklus II (setelah diadakan work shop)
    No
    Nama guru
    Kelengkapan bahan – bahan
    Kesiapan mental
    1 – 4
    Hasil akhir
    Silabus

    1 – 4
    RPP

    1-4
    Buku pegangan
    1 – 4
    Format
    kisi – kisi
    1 – 4
    1
    Suhaif Siddiq
    4
    4
    3
    3
    3
    85
    2
    Ahmad Rif’an, S. Pd
    3
    3
    3
    3
    3
    75
    3
    Atiah, S. Ag, MM
    197109042007012025
    3
    4
    3
    4
    3
    85
    4
    Mahyuni, S. Pd.
    198205152007101001
    3
    3
    3
    4
    4
    85
    5
    Pathurrahman, S. Pd.I
    19771015200604 1 002
    3
    3
    3
    4
    3
    80
    6
    Abdul Hadi, S. Pd. I
    3
    3
    4
    4
    3
    85

    Rata-Rata
    3,17
    3,33
    3,17
    3,67
    3,17
    82,50

    a). Pedoman dalam memberi skor :
    1)      Diberi skor 4 jika aspek yang diamati sangat relevan
    2)      Diberi skor 3 jika aspek yang diamati relevan
    3)      Diberi skor 2 jika aspek yang diamati cukup relevan
    4)      Diberi skor 1 jika aspek yang diamati kurang relevan
    5)      Diberi skor 0 jika aspek yang diamati tidak relevan
    b). Total skor masksimal = 20
                Nilai   =     .......... 100
    c). Kategori nilai :
    1)      86 -100 = sangat baik  ( A )
    2)       66 – 85 = baik   ( B )
    3)      55 – 65 = cukup  ( C )
    4)      44 – 55 = kurang  ( D )
    5)      25 – 45 = sangat kurang ( E )


    Tabel  4.5
    Tabel : Data Kegiatan guru dalam menyusun tes dalam siklus II
    (setelah diadakannya work shop)
    No
    Nama guru (Responden )
    Jenis Mapel
    parameter
    Jumlah tes
    hasil

    Kelompok  A




    1
    Suhaif Siddiq
     IPS
    30 butir
    30 butir
     T
    2
    Ahmad Rif’an, S. Pd
     Bhs. Ina 
    20 butir
    30 butir
     T
    3
    Atiah, S. Ag, MM
    197109042007012025
    PPKn
    30 butir
    30 butir
     T

    Kelompok B




    4
    Mahyuni, S. Pd.
    198205152007101001
     Matematika
    30 butir
    30 butir
     T
    5
    Pathurrahman, S. Pd.I
    19771015 200604 1 002
     IPA
    30 butir
    30 butir
     T
    6
    Abdul Hadi, S. Pd. I
    Bhs Ingg
    20 butir
    20 butir
    T

    Tabel 4.6 Penilai tes siklus II (setelah diadakannya work shop )


    No


    Mata pelajaran
    Aspek dan skor


    Nilai


    Kategori
    Kesesuai tes dengan tujuan pembelajaran
    Aspek perilaku
    ( C1 – C6 )
    Penggunaan bahasa yang benar dan baik
    1 - 5
    1 – 5
    1 - 5



    Kelompok  A





    1
     IPS
    3
    5
    5
    86,6667
    A
    2
     Bhs. Ina
    3
    5
    5
    86,6667
    B
    3
     PPKn
    4
    5
    5
    93,3333
    B

    Kelompok  B

    1
     IPS
    5
    3
    5
    86,6667
    B
    2
     Mat
    5
    5
    5
    100
    A
    3
     Bhs. Ingg
    3
    4
    3
    66,6667
    B

    Rata-Rata
    3,83
    4,50
    4,67
    86,67
    A

    a). Pedoman dalam memberi skor :
    1. Diberi skor 5 jika unsur yang dinilai sangat sesuai dengan kriteria
    2. Diberi skor 4 jika unsur yang dinilai sesuai dengan kriteria
    3. Diberi skor 3 jika unsur yang dinilai cukup sesuai dengan kriteria
    4. Diberi skor 2 jika unsur yang dinilai kurang sesuai dengan kriteria
    5. Diberi skor 1 jika unsur yang dinilai tidak sesuai dengan kriteria
    b). Total skor masksimal = 15
                Nilai   =     .......... 100
    c). Kategori nilai :
    1. 86 -100 = sangat baik  ( A )
    2. 66 – 85 = baik   ( B )
    3. 55 – 65 = cukup  ( C )
    4. 44 – 55 = kurang  ( D )
    5. 25 – 45 = sangat kurang ( E )

    B. Pembahasan Atas Tindakan
    1. Deskripsi kegiatan penelitian
    Penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil melalui workshop di  MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan  Tahun Pelajaran 2013/2014 dilaksankan dalam satu siklus dengan menerapkan workshop dengan ciri sebagai berikut :
      1. Mengumpulkan guru dalam satu ruangan
      2. Peneliti mendatangkan nara sumber untuk memberikan informasi tetang kostruksi tes.
      3. Memberikan binaan secara klasikal
      4. Guru mengadakan diskudi dengan teman dala 2 kelompok pengetahuan ( Kelompok  A dan Kelompok B)
      5. Penelitian dapat berlangsung dengan baik karena situasi berlangsung terbuka dan kolaboratif.
    Dengan menerapkan workshop dalam menyusun tes hasil belajar  aktivitaas dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Kerja sama dalam bentuk diskusi dapat menumbuhkan minat, sikap dan kemauan guru guru untuk melaksanakan tugasnya seperti halnya menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil .
    Pada awalnya guru guru merasa tidak siap  untuk menyusun tes hasil belajar dengan alasan terbatasnya waktu dan sulitnya menyusun tes sesuai kriteria , karena selama ini guru menyusun tes hasil belajar semester akhir baik ganjil maupun genap dikerjakan dengan mengkompilasi soal soal dari buku buku atau dari kumpulan tes yang sudah ada tanpa mempertimbangkan SK / KD dan indikator dari RPP yang sudah mereka siapkan.  Tetapi setelah penyampaian materi oleh nara sumber yang berupa konstruksi tes , menambah wawasan bagi guru guru dalam hal menyusun tes hasil belajar dan guru merasa perlu menyusun tes sesuai kriteria.  
    a)      .Data Tabel  siklus I
    Data pada tabel  pada siklus I menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang diamati pada saat proses penyusunan tes hasil belajar akhir semester ganjil berdasarkan pedoman obsevasi seabagi berikut :
    1.      Silabus
    Silabus yang dimaksudkan dalam penyusunan tes ini adalah silabus  pada semester ganjil tahun 2013/2014.
    2.      RPP
    RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  ) yang dipakai dalam penyusunan tes ini adalah RPP yang dilaksanakan oleh guru guru pada tatap muka di  semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014
    4.      Buku pegangan Buku pegangan yang dimaksud dalam penyusunan tes ini adalah buku pegangan siswa dan buku referensi  yang dipergunakan guru dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan yang tercantum dalam RPP untuk tahun pelajaran  2013/2014.
    5.      Format kisi -  kisi tes
    Format kisi – kisi tes yang dimaksud dalam penyususnan tes ini adalah format yang memuat tentang Sk / KD , indikator , butir tes , ranah kognitif (  C1 – C6 ) , dan kunci tes. Format Kisi – Kisi tes disiapkan oleh peneliti .
    6.      Kesiapan mental
    Kesiapan mental yang dimaksudkan dalam penyusunan tes ini adalah kesiapan guru guru untuk mengikuti kegiatan sesuai jadual yang disodorkan peneliti kepada guru guru selama tiga hari melaksanakan workshop.
    Berdasarkan data di atas maka hasil yang diperoleh pada workshop antara lain :
    1.      Aspek Silabus dengan rata – rata skor 3,17 menunjukkan bahwa guru telah menyiapkan silabus sebagai bahan penting dalam penulisan kisi – kisi tes.
    2.      Aspek RPP dengan rata – rata skor 3,33 menunjukkan bahwa guru dalam memilih indikator dan tes yang tercantum dalam RPP sudah relevan.
    3.      Aspek Buku pegangan dengan rata – rata 3,17 menunjukkan bahwa guru sudah memperhatikan referensi yang diperlukan dalam menyusun RPP dan tes.
    4.      Format kisi – kisi tes  dengan rata – rata 3,67 menunjukkan bahwa guru guru dapat menggunakan dengan baik format kisi – kisi  yang disiapkan peneliti.
    5.      Aspek Kesiapan mental dengan rata – rata 3,17 menunjukan bahwa guru sudah bersiap dalam mengikuti workshop dalam penyusunan tes hasil belajara akhir semester ganjil .
    b)      Data Tabel  siklus II
    Guru yang dianggap memiliki kemampuan di dalam menyusun tes apabila hasilnya memenuhi kriteria tes yang layak seperti kesesuaian bunyi butir dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian bunyi butir tes dengan  aspek perilaku yang diukur ( C1 – C6 ), penggunaan Bahasa Indonesia  yang baik dan benar dan sesuai dengan EYD  Tes dikatakan layak apabila minimal 65 % kriteria bisa terpenuhi. Berdasarkan hasil sebelumnya diketahui bahwa melalui Penyelenggaraan Work shop Kompetensi Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester  Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat. Ini terbukti pada tabel siklus II dari 6 guru yang diteliti dalam penyusunan tes ini 100 % guru sudah tuntas dalam menyusun tes hasil belajar untuk ulangan umum semester ganjil, dengan hasil rata-rata nilai observasi adalah 82,5% dan hasil rata-rata nilai tes siklus adalah 86,67 dengan kategori A. Ini menunjukkan adanya peningkatan mutu dalam penuyusunan tes oleh guru di MTsN Negara Kecamatan Daha Utara  Kabupaten Hulu Sungai Selatan  Tahun Pelajaran 2013/2014.









    BAB V
    PENUTUP


    1. Simpulan
    Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Penyelenggaraan Work shop Kompetensi Guru MTsN Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Penyusunan Tes Ulangan Umum Semester  Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat. Ini terbukti pada tabel siklus II dari 6 guru yang diteliti dalam penyusunan tes ini 100 % guru sudah tuntas dalam menyusun tes hasil belajar untuk ulangan umum semester ganjil, dengan hasil rata-rata nilai observasi adalah 82,5% dan hasil rata-rata nilai tes siklus adalah 86,67 dengan kategori A, meningkat dari siklus sebelumnya yang hanya memperoleh 68,89 dengan kategori B.

    1. Saran

    48
     
    Karena adanya pengaruh positif  terhadap penerapan workshop untuk menyusun tes hasil belajar baik dapat meningkatkan minat, motivasi maupun kemampuan guru khususnya dalam menyusun tes profesional maka melalui kesempatan ini penulis mengajukan beberapa saran :
    1.      Kepada Kepala Sekolah disarakan dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester  hendaknya  menyelenggarakan workshop agar kerja sama guru dan saling tukar informasi dapat terbina dengan baik dalam mewujudkan meningkatkan mutu sekolah.
    2.      Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk menyusun tes sangat perlu mengadakan kerja sama dan bertukar pikiran dengan guru mata pelajaran  lain.

    DAFTAR PUSTAKA
     


    As-Suyuthi, Jalaluddin Aburrahman bin Abu Bakar, Al-Jami'ush Shagir Fi Ahaditsi Al-BasyirAl-Nadzir. Lebanon, Dar al-Fikr, tth.

    Boediono. 1999. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Depdiknas
    Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah. 2005. Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah). Jakrta. Depdiknas.
    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang . 2004. Hasil Penilaian Kinerja  Sekolah Kabupaten Malang  Malang . E mail:dinpdk@lamongan.go.id
    Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta.Depdiknas.

    Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya, Usaha Nasional, 1994.

    Donosepoetro, Marsetio. 2001. Kurikukulum Pendidikan Nasional dan Sistem Desentralisasi. Kumpulan Makalah Simposium Nasional dan Munas Alumni Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Malang. UM.
    Nursyahid. 2003. Undang-Undang republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.BP Panca Usaha.
    Santosa, Harun, 2004, Standarisasi Penyusunan Tes  dan Kisi-kisi, Cahaya Ilmu ; Lampung.

    Shaleh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2005.

    Tilaar, H. A. R. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta, Rineka Cipta, 2000.


    50
     
    Usman, Moch. Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet ke 17.

    Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta, Hidayakarya Agung, 2006.
    Zainuri, ZA, 2002,   Panduan Pembuatan  Soal  Mata Pelajaran Ilmu Sosial, PT. Sinar Makmur, Lampung.

    Zainal  Aqib, 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, SIC Surabaya.
    ------------------, 2007, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, Yrama Widya. Bandung

    -------------------, 2004, Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru, Yrama Widya, Bandung

    Wehr, Hans, A Dictionary of Modern Written Arabic, Edited by J Milton Cowan, Libraire du Liban, 1980.













    Tidak ada komentar:

    Makalah

    Skripsi

    Tesis