PENDIDIKAN AKIDAH DALAM KITAB FATHUL MAJID KARYA SYEKH NAWAWI
BANTEN
A.
Latar
Belakang Masalah
Proses
pendidikan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari proses penciptaan
manusia. Agar dapat memahami hakikat pendidikan maka dibutuhkan pemahaman tentang
hakikat manusia.[1]
Manusia adalah makhluk istimewa yang Allah ciptakan dengan dibekali berbagai
potensi, dan potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan seoptimal mungkin
dengan pendidikan.
Pendidikan
merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, mengajar dan latihan yang berlangsung di sekolah
dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersisapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan
datang.[2] Sedangkan menurut Azyumardi
Azra, pendidikan adalah suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.[3]
Dewasan
ini pendidikan di Indonesia seakan tiada hentinya menuai kritikan dari berbagai
kalangan karena dianggap tidak mampu melahirkan alumni yang berkualitas manusia
Indonesia seutuhnya. Permasalahan kegagalan dunia pendidikan di Indonesia
tersebut disebabkan oleh karena dunia pendidikan selama ini hanya membina
kecerdasan intelektual, wawasan dan keterampilan semata, tanpa diimbangi dengan
membina kecerdasan emosional. [4]
Fenomena
mengenai kemerosotan moral sering kali tuduhan ditujukan kepada dunia
pendidikan sebagai penyebabnya. Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya
dan tanpak tidak berdaya untuk mengatasi kemerosotan moral tersebut. Hal ini
bisa dimengerti, karena pendidikan berapa pada barisan terdepan dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan secara moral memang harus
demikian.[5] Para pemikir pendidikan
menyerukan bahwa kecerdasan akal diikuti dengan kecerdasan moral, pendidikan
agama dan pendidikan moral harus siap menghadapi tantangan global.
Tujuan
utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara
intelektual, emosiona dan spiritual. [6]
Oleh karena itu, kompoenen esensial kepribadian manusia adalah nilai dan
kebajikan. Nilai dan kebajikan ini harus menjadi dasar pengembangan kehidupan
manusia yang memiliki peradaban, kebaikan dan kebahagiaan secara individual
maupun sosial.
Nilai pendidikan akidah
dan akhlak merupakan konsep dan cita-cita yang penting dan berguna bagi
manusia. Di pihak lain, nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia
meliputi nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai Insani yang diformulasikan melalui
pendidikan. Termasuk di dalamnya komponen pendidikan. [7]
Budi pekerti yang merupakan
komponen dari manusia, tanpa terealisasinya (budi pekerti) yang luhur, perlu
merujuk pada landasan agama. Dalam Islam komponen ini disebut dengna akhlaqul
karimah. Akhlak Islam menempati posisi yang sangat esensial, karena
kesempurnaan iman seseorang muslim itu ditentukan oleh kualitas akhlaknya.
Semakin tinggi akhlak seseorang berarti semakin berkualitas iman sesorang
demikian sebaliknya. Islam menganjurkan
umatnya untuk memiliki nilai akhlaqul karima dengan merujuk kepada pribadi
Rasulullah saw. kaitannya dengan pendidikan sebagai upaya mengembangkan budi
pekerti atau akhlak adalah jiwa pendidikan agama Islam. Mencapai akhlak yang
sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan dengan tidak mengesampingkan
aspek-aspek penting lainnya pendidikan jasmani, akal, ilmu pengetahuan atau
segi-segi praktis lainnya.
Problematika
akidah senantiasa mewarnai kehidupan manusia dari masa ke masa. Seiring dengan
gelombang kehidupan ini, dalam setiap kurun waktu dan tempat tertentu muncul
tokoh yang memperjuangkan tegaknya nilai akidah. Termasuk di dalamnya rasul dan
utusan Allah swt. khususnya Rasulullah Muhammad saw. yang memiliki tugas dan
misi utama untuk menegakkan nilai-nilai akidah dan akhlak. Upaya penegakan akidah
menjadi sangat penting dalam rangka mencapai keharmonisan hidup.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka perlu dicari untuk mengetahui mengenai pendidikan
akidah dalam suatu kitab, dengan harapan dapat memunculkan pemikiran-pemikiran
baru dalam aspek pendidikan akidah yang terlupakan. Kitab Fathul Majid
merupakan salah satu kitab yang mengkaji mengenai akidah, di dalamnya terdapat
tanda sebagai muslim sejati, karena bisa mengerti hakekat dirinya dan mengenai
Rab yang menciptakannya, sehingga bisa menghambakan diri kepada Allah secara
hak tanpa keraguan sedikitpun. Dalam kitab ini menjelaskan mengenai ajaran akidah.
Oleh karena itu penulis ingin mencoba menganalisis penelitian dalam kitab Fathul
Majid karangan Syekh Nawawi Banten dengan tujuan untuk melatih dan
menginternalisasi nilai pendidikan akidah yang terkandung di dalam kitab
tersebut kepada semua kalangan manusia.
Fenomena tersebut menarik untuk diteliti. Sehingga penelitian ini difokuskan pada pendidikan akidah
dalam kitab Fathul Majid. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
mengambil judul “Pendidikan Akidah dalam
Kitab Fathul Majid Karya Syekh Nawawi Banten”.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adala apa saja nilai
pendidikan akidah dalam kitab Fathul Majid karangan Syekh Nawawi Banten?
C.
Tujuan
Penelitian
Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan akidah yang terkandung
dalam Kitab Fathul Majid karya Syekh Nawawi Banten.
Sedangkan secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui/mendeskripsikan/menggambarkan
nilai pendidikan akidah dalam kitab Fathul Majid karangan Syekh Nawawi
Banten
D.
Definisi
Operasional
Untuk
menghindari kesalah pahaman terhadap judul penelitian ini maka dirasa perlu
penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut :
1.
Pendidikan
Akidah
Pendidikan akidah adalah pendidikan mengenai dasar-dasar yang berkaitan
dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan
diutusnya pada Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu
kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah Swt. itu adalah Tuhan
Yang Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun
yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap keesaan Allah Swt. disebut juga‘Tauhid’,
dari kata ‘Wahhada-Yuwahidu’, yang artinya mengesakan. Jadi
kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti
adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah.
2.
Kitab Fathul
Majid
Kitab Fathul Majid adalah kitab yang berisi tentang ilmu
tauhid yang dikarang oleh Syekh Nawawi Banten atau Syekh Nawawi Al-Jawi. Kitab Fathul Majid merupakan salah satu kitab
yang mengkaji mengenai akidah, di dalamnya terdapat tanda sebagai muslim
sejati, karena bisa mengerti hakekat dirinya dan mengenai Rab yang
menciptakannya, sehingga bisa menghambakan diri kepada Allah secara hak tanpa
keraguan sedikitpun. Dalam kitab ini menjelaskan mengenai ajaran akidah yang terdiri atas beberapa bab,
yaitu:
a.
Kewajiban
orang muakllaf dan hokum-hukum dalam ilmu tauid
b.
Lima puluh
akidah yang wajib diyakini setiap mukallaf
c.
Sifat Wajib,
muhal dan jaiz bagi Allah
d.
Sifat
Wajib, muhal dan jaiz bagi para Rasul dan kewajiban beriman kepada mereka
e.
Kewajiban
beriman kepada para malaikat
f.
Hal-hal
yang wajib diimani sebagai konsekwensi iman kepada Nabi Muhammad Saw.
Namun, untuk mempersempit dan mempertajam penelitian,
maka yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah tentang pendidikan
akidah yang berisi materi lima puluh akidah yang wajib
diyakini setiap mukallaf, yang
mencakup Sifat Wajib, muhal dan jaiz bagi Allah serta Sifat Wajib, muhal
dan jaiz bagi para Rasul.
Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian di
atas adalah penelitian terhadap dasar-dasar pendidikan akidah yang berkaitan
dengan keyakinan seorang muslim yang ada pada Kitab Fathul Majid yang
dikarang oleh Syekh Nawawi Banten atau Syekh Nawawi Al-Jawi dengan fokus pada materi
lima puluh akidah yang wajib diyakini setiap mukallaf, yang mencakup Sifat
Wajib, muhal dan jaiz bagi Allah serta Sifat Wajib, muhal dan jaiz bagi para
Rasul.
E.
Kegunaan
Penelitian
Di mulai secara
teoritis, penelitian ini bermanfaat (memiliki signifikansi) dalam menemukan
konsep-konsep pengembangan pendidikan non formal dalam bidang pendidikan akidah
dalam kitab Fathul Majid.
Sedangkan secara
praktis (guna laksana), hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
-
Bagi guru,
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam pengajaran pendidikan akidah.
-
Bagi
kemenag HSS, sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam memperkaya
pendidikan formal.
-
Bagi STAI,
sebagi bahan referensi dan memperkaya khazanah pendidikan yang berhubungan
dengan pendidikan keagamaan.
F.
Tinjauan
Pustaka
Sepanjang
pengetahuan penulis, skripsi/ penelitian yang meneliti terjemahan kitab Fathul Majid karya Imam Nawawi belum ada, tetapi ada beberapa
tulisan yang meneliti pemikiran Imam Nawawi, yaitu:
Studi
Analisis Pendapat Imam Nawawi Al-Bantani tentang Saksi Buta Berdasarkan Khabar
Istifadhah. Disusun oleh: Mohammad Farid Fad, Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang. Penelitian ini memfokuskan pada dua pokok pembahasan. Pertama,
pendapat Imam Nawawi Al-Bantani tentang saksi buta berdasarkan khabar
Istifadhah. Kedua, metode istinbath hukum Imam Nawawi
Al-Bantani tentang saksi buta berdasarkan khabar Istifadhah. Apabila
suatu peristiwa atau kejadian yang sekian tahun berlalu membutuhkan kesaksian sedangkan pihak yang
mengetahui dan menyaksikannya tidak semuanya ada atau hadir, baik dikarenakan
telah meninggal dunia, udzur, berpindah tempat, maupun karena alasan
lain sehingga pihak tersebut tidak mungkin dihadirkan dalam persidangan, maka Hakim
dalam proses perkara ini diperbolehkan mendatangkan 'saksi istifadhah'.
Saksi ini yang didasarkan atas berita yang tersebar yang dikenal dan didengar
dari masyarakat luas yang terhindar dari kebohongan disebabkan oleh banyaknya
khalayak yang mengetahui berita tersebut atau dalam istilah hukum acara perdata
disebut 'testimonium de auditu'.
Karya
tulis lainnya adalah Islam dan Seni Lukis (Studi Analisis Pendapat Imam
Nawawi Tentang Hukum Lukisan Mahluk Bernyawa). Karya: Sokhibun Ni’am
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Menurut Imam Nawawi, melukis
bernyawa adalah haram hukumnya karena dianggap sebagai perbuatan yang menandingi
ciptaan Tuhan, itu adalah dosa besar. Oleh sebab itu bagi yang melakukannya
akan dikenai hukuman yang sangat pedih. Keharaman melukis mahluk
bernyawa adalah bersifat mutlak, baik dibuat di atas permadani, kain, sorban,
maupun di media yang lain. Begitu juga hukumnya dalam segi pemakaian
yang tidak disertai dengan maksud dan upaya penghinaan.
Karya
tulis lainnya adalah Sifat Tuhan dalam Pemikiran Syaikh Nawawi Al-Bantani.
Karya: Zidni Ilman N. Z Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin dan
filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemikiran Imam Nawawi tentang
sifat Tuhan menekankan bahwa
seorang Muslim harus mempercayai bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang
dapat diketahui dari perbuatan-Nya karena sifat Allah adalah
perbuatan-Nya. Dia membagi sifat Allah menjadi tiga bagian: wajib, mustahil,
dan ja’iz. Sifat wajib adalah sifat yang pasti melekat pada Allah
dan tidak mungkin tidak adanya. Sifat mustahil adalah sifat yang pasti tidak melekat
pada Allah dan wajib tidak adanya. Sedangkan sifat ja’iz adalah sifat yang
boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Meskipun Nawawi bukan orang pertama
yang membahas sifat Allah, dalam konteks Indonesia, Nawawi dinilai orang yang
berhasil memperkenalkan teologi Asy’ari sebagai sistem teologi yang kuat di
negeri ini.
Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini penulis
berusaha menganalisis pendidikan akidah dalam kitab
Fathul Majid karangan Syeikh Nawawi Banten. Alasan
yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang pendidikan akidah dalam kitab Fathul Majid karangan Syeikh Nawawi karena
kitab ini berisi tentang pendidikan akidah dijadikan materi dalam pendidikan
Islam. Pendidikan akidah dalam kitab ini begitu penting untuk dijadikan materi
dalam proses pendidikan Islami, kitab ini pun sangat menarik untuk dikaji dan
diamalkan isinya dan sangat pantas jika dikontekstualisasikan pada masyarakat
di era global saat ini.
G.
Metode
Penelitian
1.
Jenis
dan Pendekatan
Berdasarkan jenisnya, jenis
penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kepustakaan (library
research) yang bersifat analisis. Penelitian kepustakaan yaitu peneliti
berusaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian terdapat analisa dan
interpretasi atau pengisian terhadap data tersebut. Pembahasan ini merupakan
pembahasan naskah, yang mana datanya diperoleh melalui sumber literature, yaitu
melalui penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, majalah, dokumen, dan kisah-kisah
sejarah lainnya.[8]
Menurut jenis data dan analisis,
penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian. [9]
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yakni prosedur pemecahan
masalahnya diselidiki dengan melukiskan atau menggambarkan subjek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak dan sebagaimana adanya. [10]
Penelitian ini menggunakan
pendekatan fenomenologi. Fenomenologi merupakan metode untuk menjelaskan
fenomena dalam kemurniannya.[11]
2.
Objek
Penelitian
Objek penelitian ini adalah nilai
pendidikan akidah dalam kitab Fathul Majid karangan Syeikh Nawawi
Banten.
3.
Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pengarang kitab Fathul Majid yaitu Syekh
Nawawi Banten.
4.
Data
dan Sumber Data
a.
Data
Jenis data yang dikumpulkan dan
digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif tentang tentang pendidikan akidah yang berisi materi lima puluh akidah yang wajib diyakini setiap mukallaf, yang mencakup Sifat
Wajib, muhal dan jaiz bagi Allah
serta Sifat Wajib, muhal dan jaiz bagi para Rasul dalam kitab
Fathul Majid karangan Syeikh Nawawi Banten.
b.
Sumber
Data
Sumber data dibedakan atas sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber Data primer dalam hal ini adalah Kitab Fathul
Majid. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber bacaaan yang dapat mendukung hasil
penelitian, seperti kitab-kitab
karangan Imm Nawaw lainnya seperti: Bahjat
al-Wasâ`il, Dzarî‘at al-Yaqîn ‘Alâ Umm al-Barâhîn, Fatĥ al-Majîd, ulasan atas kitab Durr Farîd, Ĥilyat al-Shibyân, ulasan atas kitab Fatĥ
al-Raĥmân fî Tajwîd al-Qur`ân, Nûr al-Zhalâm, ulasan atas kitab ‘Aqîdat al-‘Awwâm karya Sayyid Aĥmad al-Marzûqi al-Mâliki, Qâmi‘ al-Thughyân, Qathr
al-Ghayts, ulasan atas kitab Masâ`il Abî al-Layts karya Nashr ibn Muĥammad ibn Aĥmad ibn Ibrâhîm al-Ĥanafî al-Samarqandî, Tîjân al-Darârî, ulasan atas kitab Risâlat al-Bâjûrî karya Syaikh Ibrâhîm al-Bâjûrî. Data sekunder ini
sangat berharga bagi peneliti guna lebih memahami lebih mendalam tentang
permasalahan yang dijadikan objek penelitian.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode
atau teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.[12] Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode ini digunakan untuk
merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan
mengevaluasi dan mensistesis bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh
kesimpulan yang kuat. [13] Metode ini digunakan untuk mengungkap biografi dan pemikiran Syekh
Nawawi Banten.
6.
Teknik
Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya
data tersebut diklasifikasikan dan dianalisis dengan teknik deskriptif
analitis.[14]
Penulis menggunakan teknik penyeleksian data, melakukan penyederhanaan data
kedalam bentuk paparan untuk memudahkan dibaca dan dipahami, kemudian
diinterpretasikan dengan jelas untuk mejawab permasalahan yang diajukan, data
dipaparkan sedetail mungkin dengan uraian-uraian serta analisis kualitatif.
Setelah data terhimpun, maka diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang
dibahas dan dianalisis isinya, dibandingkan data yang satu dengan data yang
lainnya, kemudian diinterpretasikan dan akhirnya diberi kesimpulan.
7.
Prosedur
Penelitian
Tahapan penelitian adalah
serangkaian langkah yang dikerjakan secara sistematis dan berurutan dalam
penelitian. Adapun tahapan penelitian dalam penelitian ini adalah:
a.
Menentukan
permasalahan
b.
Melakukan
studi literatur
c.
Penetapan
literatur
d.
Studi
pendahuluan
e.
Penetapan
metode pengumpulan data
f.
Analisis
data selama penelitian
g.
Analisis
data setelah; validasi dan reliabilitas
h.
Hasil
H.
Sistematika
Penulisan
Penulisan
skripsi ini terdiri dari lima bab dengan susunan sebagai berikut:
Bab
I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
definisi operasional, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab
II memaparkan tentang biografi penulis kitab.
Bab
III memaparkan gambaran umum tentang pendidikan akidah.
Bab
IV Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mengandung nilai pendidikan akidah Kitab Fathul Majid.
Bab
V Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bantanî, Nawawî, Bahjat al-Wasâ’il, Semarang: Thâhâ Pûtrâ, tt.
_______________, Kâsyifat
al-Sajâ, Semarang: Thâhâ Putra, tt.
_______________, Madârij
al-Shu‘ûd, tt.
_______________, Marâĥ Labîd, Beirut: Dâr al-Fikr, 1981
_______________, Mirqât Shu‘ûd
al-Tashdîq, tt.
_______________, Nûr
al-Zhalâm, Indonesia: Dâr
al-Salâm, tt.
_______________, Qathr
al-Ghayts, Indonesia: Maktabah
al-Syarqîyah, tt.
_______________, Sullam
al-Munâjâh, tt.
_______________, Tîjân
al-Darârî, Surabaya: Maktabah
Muĥammad ibn Aĥmad ibn Nabhân wa Awlâdih, tt.
Assegaf,
Abdur Rahman. Pendidikan tanpa Kekerasan: Tipologi Kondisi Kasus dan Konsep.
Yogyakarta: Tiara Wacana. 2004
Azra,
Azumardi. Pendidikan Islam: Tradisi Modernisasi Menuju Milenium Baru.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 2000
Danim,
Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. 2002
Ilyas,
Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz. 1992
Moleong,
Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2011
Mudyahardjo,
Redja. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2010
Muhaimin.
Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004
Mulyana,
R. Mengartikulaskan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. 2004
Nata,
Abudin. Manajemen Pendidikan: Mengantar Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Kencana. 2008
Nawawi,
Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. 2000
Praja,
Jahaya S. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prenada Media. 2003
Sadur,
Ziauddin. Rekayasa Pendidikan Masa Depan Peradaban Muslim. Bandung:
Mizan. 1994
Sugiyono.
Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. 2008
Sukmadinata,
Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar